Desa ini merupakan kampung halaman beta juga namanya, maklumlah sang istri punya mamak dan mamaknya itu kelahiran di desa ini. Kakaknya yang tertua ( Tulang ) tinggal disana, yang satu adiknya perempuan di Sungai Durian, yang satu lagi adiknya yang bungsu, pemilik salon idola di dekat pos polisi gunungtua, namanya tulang istar dan yang lainya merantau ke medan, dari 9 bersaudara, ( nanti saya tanya lagi, maklum, nggak gitu ngerti tutur tinular ), he.. he,,,
nih saya kasih cerita tentang hajoran, karena sang istripun kagak ngerti kebanyakan, sumbernya hasil cerita/data dari tua tengganai, ke tekape disana. Ini hasil editan dari RPJM Desa Hajoran:
SEKELUMIT DENGAN DESA HAJORAN
1.
Kondisi Geografis Desa
a.
Letak dan Luas Desa
Desa Hajoran memiliki
luas wilayah 600 Ha. Atau 6 Km2
Desa Hajoran masuk
dalam wilayah Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara. Berjarak + 2 km arah Timur dari Kantor Camat Padang Bolak, dengan
batas-batas sebagai berikut :
-
Sebelah Utara berbatas dengan Tanah Adat Purba Sinomba.
-
Sebelah
Selatan berbatas dengan Desa Gunung Tua Jae.
-
Sebelah
Timur berbatas dengan Kelurahan Gunung
Tua.
-
Sebelah
Barat berbatas dengan Desa Purba Sinomba.
b.
Peruntukkan dan Manfaat Lahan
Sebagian besar
lahan yang ada di desa dimanfaatkan oleh penduduk untuk
kegiatan pertanian dan pemukiman. Secara rinci pemanfaatan lahan di desa dapat terlihat pada tabel 1 berikut :
Tabel
1
Luas
Lahan menurut Peruntukan di Desa Hajoran Tahun 2011
c.
Status Kepemilikan Lahan
Status kepemilikan lahan di Desa terbagi dalam tiga bagian
yaitu :
1.
Milik rakyat = 597,86 Ha
2.
Milik Desa = 2,14 Ha
3. Milik Pemerintah = - Ha
d.
Keadaan Tanah
Tanah di Desa ini merupakan tanah Liat campur batu gunung dengan demikian sebagian besar lahan di Desa ini cocok untuk lahan Pertanian, Persawahan dan Perkebunan
seperti : Tanaman Padi, Karet dan Kelapa Sawit.
Demikian pula tanah kering perbukitan
yang sedikit bergelombang sangat cocok dimanfaatkan sebagai
areal perkebunan rakyat seperti karet, kelapa sawit, cacao, dan lain-lain.
2.
Kondisi Demografis
a.
Jumlah Penduduk
Dari data tahun 2010 – 2011, tercatat
jumlah penduduk Desa Hajoran sebanyak
723 jiwa. Yang terdiri atas 397 jiwa laki-laki dan 326 jiwa perempuan. Dihitung berdasarkan jumlah Kepala
Keluarg (KK), Desa Hajoran dihuni
oleh 146 Kepala Keluarga. Dari angka tersebut
kepadatan penduduk dapat dihitung sebagai berikut, yakni :
Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk Desa berdasarkan
jenis kelamin dan agama terlihat pada tabel berikut :
No
|
Nama Desa
|
Jumlah Penduduk
|
Agama
|
||||||
Lk
|
Pr
|
Total
|
Islam
|
Protestan
|
Katolik
|
Hindu
|
Bu dha
|
||
1.
|
Hajoran
|
397
|
326
|
723
|
723
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
JUMLAH
|
397
|
326
|
723
|
723
|
|
|
|
|
b.
Kondisi Sosial Ekonomi
Desa Hajoran adalah merupakan desa
pertanian. Maka hasil ekonomi warga dan mata pencaharian warga sebagian besar
adalah petani.
Dari jumlah KK( 39 KK) yang ada lebih kurang 36 KK ( 92%) adalah petani. Selebihnya KK ada yang bekerja sebagai pedagang, PNS,
Guru, tukang dan lain-lain.
Dilihat dari
tingkat penghasilan rata-rata masyarakat Desa Hajoran tergolong
ke dalam kategori (miskin, menengah dan kaya). Dari luas Desa 489 Ha dimiliki oleh :
Sementara kemampuan produksi perkebunan di Desa Hajoran minimal 250 Kg/Ha per 1x panen /2
minggu Jika dalam 1 bulan 2 x panen, maka produksi karet menjadi 0,5 ton/ha/bln. Kalau
harga karet berkisar Rp. 10.000,- maka per hektar bisa menghasilkan Rp. 500.0000,- Karena 31 KK (7,16 %) hanya memiliki 35
Ha, maka penghasilan rata-rata petani kk miskin di Desa Hajoran hanya
Rp. 16.129.000,-/tahun atau Rp. 520.00,- / bulan / kk.
Dari uraian di atas jelas tergambar masih lemahnya kondisi perekonomian warga
desa. Dan diperlukan terobosan-terobosan baru untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat baik di bidang pertanian itu sendiri ataupun pada sektor lain.
c.
Kondisi Sosial Budaya
Kehidupan masyarakat Desa sangat kental dengan
tradisi-tradisi peninggalan leluhur. Upacara-upacara adat yang berhubungan
dengan siklus hidup manusia (lahir – dewasa/ berumahtangga – mati), seperti
upacara kelahiran, khitanan, perkawinan dan upacara-upacara yang berhubungan
dengan kematian, hampir selalu dilakukan oleh warga masyarakat. Selain itu,
tradisi Kenduri, Syukuran gotong royong, bersih desa dan semacamnya juga masih
dilakukan setiap tahun.
Kegotongroyongan masyarakat masih kuat. Kebiasaan
menjenguk orang sakit (tetangga atau sanak famili) masih dilakukan oleh
masyarakat. Biasanya ketika menjenguk orang sakit, bukan makanan yang dibawa,
tetapi mereka mengumpulkan uang bersama-sama warga untuk kemudian disumbangkan
kepada si sakit untuk meringankan beban biaya. Kebiasaan saling membantu
memperbaiki rumah atau membantu tetangga yang mengadakan perhelatan juga masih
dilakukan. Semua itu menggambarkan bahwa hubungan ketetanggaan di desa ini
masih erat/ kuat.
Kesenian yang paling disukai oleh warga desa ini adalah
kesenian daerah seperti Nasyid. Namun belakangan ini para pemuda
cenderung lebih menyukai musik dangdut dan musik-musik modern lainnya.
Kelompok-kelompok kesenian tradisional tampak mulai mengendor kegiatannya.
Kondisi kesehatan masyarakat tergolong kurang, terutama belum
adanya Polindes beserta Bidan Desa.
Namun demikian, pada musim-musim tertentu warga masyarakat sering mengalami
gangguan kesehatan, terutama flu, demam, batuk-batuk.
Keberadaan balita kurang gizi sudah mulai berkurang, selaras dengan semakin
baiknya perekonomian masyarakat. Balita yang mengalami gizi kurang
pada umumnya terjadi di wilayah perbukitan.
Kegiatan pengamanan (siskamling) desa secara bersama tergolong masih baik, meskipun tampak
mulai mengendor. Kendornya kegiatan siskamling ini disebabkan karena semakin banyak waktu yang digunakan
oleh warga masyarakat untuk mencari nafkah (bekerja).
d.
Sarana dan Prasarana
Di desa ini telah terhubung dengan daerah lain melalui
jalan desa. Keadaan
jalan desa secara umum cukup , namun apabila musim hujan tiba dibeberapa tempat
mengalami kerusakan jalan. Jalan beraspal belum/sudah ada di desa ini.
Tabel
Prasarana Perhubungan
No
|
Jenis
Prasarana
|
Kuantitas
/ Panjang
|
Keterangan
|
1.
|
Jalan Kabupaten
|
26
km
|
kondisi rusak
|
2.
|
Jalan Desa
|
3
km
|
kondisi rusak
|
3.
|
Jalan
|
15
km
|
kondisi rusak
|
4.
|
Jembatan
|
- Unit
|
-
|
Sarana transportasi yang paling banyak digunakan warga
masyarakat adalah Kereta ( Di desa ini belum ada sarana transportasi umum,
seperti bus, mikrolet atau sejenisnya.
Jaringan listrik dari PLN Belum/sudah tersedia di desa ini, sehingga hampir semua rumah tangga
menggunakan Lampu Obor/PLN untuk memenuhi keperluan penerangan
dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Bahwa anak sekolah belajar malam
menggunakan lampu/obor tersebut sehingga daya tangkap
siswa pelajar masih rendah/baik.
Di seluruh wilayah desa, air bersih dapat diperoleh dari sungai. Sehingga masalah air bersih di desa masih perlu diperhatikan.